Manfaat Buku

Sebelum balik Malaysia nanti, anta kena siapkan paling kurang sebuah buku untuk rakyat Malaysia. Kalau mampu tambah lagi, buat untuk ringkasan madah paling susah untuk kuliah anta. Mungkin Balaghah ke? Apa sahaja boleh"

Semanis Tawakkal

"Alhamdullilah, akhirnya imtihan dah selesai, Bolehlah ana balik selepas Asar nanti" sapaku kepada Hanif yang baru keluar dari pintu gerbang Al-Azhar. " Iya, tapi anta kena ingat kita ada syafawi ( ujian lisan) lagi. Kiranya aku bersyukur banyaklah", jawabnya sambil memandang ke arah ladang gandum.

Imam Bukhari

Imam al-Bukhari, Abu Abdullah, Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari (194H-256H) adalah seorang tokoh hadis yang paling unggul dalam sejarah perkembangan ilmu Hadis sehinggalah ke hari ini, ketokohan beliau masih tiada tolok bandingnya.

Followers

Saturday, July 31, 2010

Puasa Selepas Nisfu Sya'ban

Posted by Mohamad Mustakim Bin Sarmuji at Saturday, July 31, 2010 1 comments

Soal : Syeikh apakah hukumnya puasa setelah nisfu Sya`ban, ada yang mengatakan haram karena adanya hadis yang melarang, saya mohon penjelasan?.

Jawab : Sebelum saya menjawab hukum puasa setelah pertengahan bulan sya`ban sebaiknya saya mengungkapkan hadis yang melarang puasa setelah pertengahan bulan Sya`ban, hadisnya sebagai berikut :

إذا انتصف شعبان فلا تصوموا

Artinya : Apabila setelah pertengahan bulan Sya`ban maka janganlah kamu berpuasa.

Takhrij Hadis :

1- Hadis ini telah di keluarkan oleh Abu Daud dari riwayat al-Ala` bin Abdurrahman dari ayahnya, dari Abu Hurairah disebutkan didalam kitab as-Saum Bab Fi Karahiyati Dzalika. no hadis 2334.

2 - Dikeluarkan juga oleh Tirmizi di dalam Sunannya dari riwayat al-`Ala` juga dari ayahnya, dari Abu Hurairah, didalam kitab as-Saum Bab Ma Ja`a Fi Karahiyati as-Saum Fi Nisfi Sani Min Sya`ban Lihali Ramadhan no hadis : 738, tetapi dengan lafaz sebagai beriku:

إذا بقي نصف من شعبان فلا تصوموا


Artinya : Jika sudah tinggal setengah bulan Sya`ban maka janganlah kamu berpuasa.

3 - Dikeluarkan juga oleh Ibnu Majah dari riwayat al-`Ala` bin Abdurrahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah didalam kitab as-Siyam, Bab Ma Ja`a Fi Nahyi `an Aiyataqaddam RAmadhan Bi Saum Illa Man Soma Fawafaqahu, no hadis : 1651. dengan lafaz :

إذا كان النصف من شعبان فلا صوم حتى يجيء رمضان

Artinya : Apabila telah berada pada pertengahan bulan Sya`ban maka tidak ada lagi puasa sehingga datangnya bulan Ramadhan.

4 - Dikeluarkan juga oleh Imam Ahmad di dalam Musnadnya no hadis : 9414.

5 - Dikeluarkan juga oleh ad-Darimi didalam Sunannya didalam kitab Saum, no hadis : 1691.

Pendapat ulama tentang hadis ini

Para ulama berbeda pendapat memandang derajat hadis ini

1 - Berkata Abu Isa ( Imam Tirmizi ) : Hadis Abu Hurairah adalah hadis hasan Sohih, kami tidak mengetahuinya kecuali jalan sanad ini dengan lafaz seperti ini.

2 - Menurut pendapat Imam Abdurrahman Ibnu Mahdi hadis ini mungkar.

3 - Menurut Imam Ahmad Hadis ini mungkar.

4 - Menurut Imam Ibnu Ma`in hadis ini hadis mungkar.

Mereka memandang hadis ini mungkar karena menyalahi hadis yang sohih dan kuat tentang Rasulullah menyambung puasa Sya`ban kepada puasa bulan Ramadhan dan hadis yang melarang mendahulukan puasa bulan Ramadhan dengan dua hari atau satu hari puasa.

Sementara Imam al-Qurtubi memandang hadis ini tidak bertentangan dengan hadis puasanya nabi pada bulan Sya`ban sampai ke bulan Ramadhan karena makna keduanya masih bisa dikumpulkan dengan cara larangan tersebut bagi orang yang tidak memiliki kebiasaan puasa pada sebelum pertengahan Sya`ban.

Dengan begitu kita boleh mengumpulkan dua pendapat mengenai kedudukan hadis ini

1 - Ulama yang mendoifkannya

a - Tidak adanya seorang pun yang meriwayatkan seperti riwayat al-Ala`, bahkan dia sendiri yang meriwayatkan seperti itu, bagaimana bisa para murid Abu Hurairah tidak mengetahui hadis ini.

b - Hadis al-Ala` ini bertentangan dengan hadis yang di riwayatkan oleh Sayyidah Aisyah dan Ummi Salamah.

2 - Ulama yang mengsohihkannya.

Para ulama yang mensohihkan hadis ini menjawab seluruh pertanyaan orang yang mendho`ifkan :

a - Tidak ada sebab yang bisa mendo`ifkan hadis ini, karena hadis ini diriwayatkan dengan Syarat Muslim, karena Muslim mengeluarkan beberapa hadis di kitab Sohihnya dari riwayat al-Ala` bin Abdurrahman dari ayahnya, dari Abu Hurairah.

b - Adapun al-`Ala` meriwayatkan hadis ini dengan sendiriannya tidak termasuk `illat yang merusakan hadis ini karena ini termasuk Ziyadah Tsiqah .

c - Adapun orang yang menganggap bahwa hadis ini bertentangan dengan hadis yang menunjukkan boleh puasanya pada bulan Sya`ban sebenarnay tidaklah bertentangan, karena larangan itu bagi orang yang puasa setelah pertengahan bulan Sya`ban yang dianya tidak berpuasa sebelum pertengahan Sya`ban, tapi jika sebelum pertengahan bulan Sya`ban dia telah berpuasa maka tidak mengapa dia berpuasa setelah pertengahan bulan Sya`ban.

Hukum yang terkandung didalam hadis ini.

Jamhur ulama berpendapat bolehnya puasa sunnah setelah pertengahan bulan Sya`ban, dan mereka mendo`ifkan hadis yang melarang berpuasa setelah pertengahan bulan sya`ban.

Sementara kebanyakkan ulama Syafi`iyyah melarang puasa dari tanggal 16 Ramadhan samapai akhirnya dengan dalil hadis al-`Ala` bin Abdurrahman.

Sementara Imam ar-Ruyani dari kalangan ulama Syafi`iyyah berpendapat makruhnya puasa sunnah setelah pertengahan bulan Sya`ba.

Imam Mula Ali al-Qari berkata didalam kitabnya al-Maraqat al-Mafatih : Larangan tersebut adalah makruh tanzih sebagai rahmat untuk umat islam, karena dapat melemahkan mereka dari melaksanakan puasa Ramadhan denagn cara bersemangat, adapum orang yang berpuasa pada bulan Sya`ban seluruhnya maka dia telah terbiasa dengan berpuasa sehingga hilang rasa kepayahan.

Kesimpulannya :

Silahkan anda berpuasa setelah pertengahan bulan Sya`ban jika anda berpuasa sebelumnya, karena tidak ada seorang pun yang melarang jika anda telah puasa sebelum pertengahan bulan sya`ban, tapi jika anda berpuasa hanya setelah pertengahan bulan puasa maka anda harus mengikuti pendapat jamhur yang mengatakan hadis itu do`if dan tidak diamalkan. Wallahu A`lam.

Rujukkan :
1 - Fathu al-Bari Sarah Sohih Bukhari : 151 / 4,karangan al-Hafiz Ibnu Hajar al-`Asqalan, cetakan Dar al-Manar , Cairo, ceakan pertama 1999 - 1419.

2 - Badzlul Majhud Fi Hilli Abi Daud : 130 / 11, Karangan Muhaddis Syeikh Khalil Ahmad as-Saharnafuri, cetakan Dar al-Fikr.

3 - Aunu al-Ma`bud Syarah Sunan Abi Daud : 423 / 4, Karangan Syeikh Muhammad Syamsul Haq al-`Azim Abadi, cetakan Dar al-Hadis Cairo tahun 2001 - 1422.

4 -Tuhfatu al-Ahwadzi Bisyarhi Jami` at-Tirmizi , karangan Syeikh Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim al-Mubarakfuri : 159 / 3 , cetakan Dar al-Hadis Cairotahun 2001 - 1421.

5 - Sunan Ibnu Majah : 81 /2 , karangan al-Hafiz Abu Abdillah Muhammad bin Yazid al-Qazuweini terkenal dengan Ibnu Majah,terbitan Dar al-Hadis Cairo, cetakan pertama 1419 - 1998.

6 Maraqatu al-Mafatih Syarah Misykati al-Masobih : 409 /4 , karangan al-`Allamah Mula Ali bin Sulton al-Qari, cetakkan : Dar al-Kutub al-Ilmiyyah cetakkan kedua 1428 - 2007.

Sumber : Us Husni Al-Langkati

Monday, July 12, 2010

Pemimpin PAS Selayaknya Sederhana

Posted by Mohamad Mustakim Bin Sarmuji at Monday, July 12, 2010 0 comments

Pemimpin PAS :
Ambillah Gaya Hidup
Yang Sederhana


1. Sebaik - baik perkara ialah pertengahannya [ sederhana ]
خير الأمور أوسطها.
Tidak melampau [ ifrat ] dan tidak terlalu bermudah - mudah . [ tafrit ] .

2. Sederhana adalah lambang keutuhan dan kemuliaan peribadi . Pemimpin yang hidup dalam kesederhanaan adalah pemimpin yang berjiwa besar justeru ia tidak dipengaruhi oleh nafsu tamak dan gelojoh .

3. Pemimpin yang mengambil gaya dan cara hidup secara sederhana juga merupakan pemimpin yang hebat justeru ia tidak terpedaya dengan bujukan nafsu dan syaithan untuk bermudah - mudah atau meringan - ringankan amanah dan tanggungjawab sebagai seorang hamba terhadap tuhannya .

4. Kini rata - rata pemimpin PAS menang pilihanraya menjadi wakil rakyat samaada diperingkat DUN atau parlimen malah ada yang bergelar Menteri Besar dan exco kerajaan negeri . Alhamdulillah , ianya satu penghormatan dan kepercayaan rakyat kepada PAS . Namun berwaspadalah , agar lifestyle kalian masih kekal utuh dalam frame seorang pemimpin yang beriman , bertaqwa , berakhlak dan sederhana .

5. Usah terpedaya dan terpengaruh dengan cara hidup orang lain apatah lagi musuh . Sekalipun kalian memang layak dan memiliki kekayaan melalui cara yang benar dan halal , namun ambil lah hukum wara' atau zuhud dalam kepimpinan dan penampilan kalian . Usah bermewah dengan harta yang dimiliki tetapi tidaklah sampai kelihatan selekeh , lusuh dan tidak ceria . Sederhanalah dalam segalanya .

6. Wara' bukan bermaksud berjalan tunduk tanpa mendongak wajah dan zuhud pula bukan bermakna selekeh tanpa set pakaian yang baru dan kemas . Tetapi wara' dengan maksud tidak berlebih - lebih menggunakan nikmat kekayaan halal yang kita miliki sementara zuhud pula ialah menggunakan nikmat kekayaan yang dimiliki tanpa hati terpengaruh dan terpaut padanya.

7. Gerakan Islam seperti PAS selayaknya mendokong feqh wasatiah [ kesederhanaan ] ini dalam usaha mendapatkan tempat di sisi Allah swt dan menarik sokongan rakyat kepada perjuangan suci yang didokong . Rata -rata manusia tidak senang dan muak dengan manusia yang berlebih - lebihan dalam penampilan gaya hidup serta menunjuk kaya dan mewah mereka.

8. Feqh wasatiah bukan hanya dipakai dalam aliran pemikiran dan prinsip hidup tetapi juga dalam penampilan , cara dan gaya hidup [ lifestyle ] . Janganlah setahun dua jadi wakil rakyat , perubahan ketara dan mendadak berlaku dalam hidupnya seperti membina rumah besar , memiliki kenderaan baru dan mahal .

9. Bukanlah salah memiliki rumah luas dan kenderaan yang baik , tetapi bersederhanalah . Jika tidak , pemimpin PAS akan kehilangan haibah [ kehebatan ] dan quwwah [ kredebiliti ]. Sifat dan amalan sederhana mendekatkan pemimpin PAS dengan rakyat marhain. Mudahnya amalan bersederhana ini ialah mengambil sesuatu seperlunya . Jika ia perlukan rumah 5 bilik dengan jumlah keluarganya yang ramai maka milikilah , ia menepati keperluan . Demikianlah kenderaan , jika perlukan kenderaan yang baik kerana keperluannya berjalan jauh saban hari mengambil undangan amal islami yang diperjuangkan , maka ambillah justeru ia menepati keperluan . Apa yang tidak disenangi ialah berlebih - lebihan dari had keperluan dan bermewah - mewah .

10. Kita tidak mahu menjadi pemimpin parti yang petah mengungkap serta meriwayat contoh zuhud dan wara'nya Tuan Guru Hj Nik Abd Aziz , Tuan Guru Hj Abd Hadi dan Ust Azizan Razak , walau mereka dipuncak kuasa tetapi tetap :

  • tinggal di kediaman asal yang serba sederhana ,
  • nilai pakaian mereka seperti rakyat awam ,
  • mereka mengamalkan jimat cermat dalam kehidupan sehariannya ,
  • keraian mereka tidak mewah
  • elaun mereka dikembalikan kekantung pembendaharaan negeri
tetapi malang , jika kita sendiri gagal untuk mencontohinya .

Sumber : Us Nasrudin Hassan

Saturday, July 10, 2010

Rondaan Hisbah Iskandariah

Posted by Mohamad Mustakim Bin Sarmuji at Saturday, July 10, 2010 2 comments


1) ISKANDARIAH 8 JULAI. Satu rondaan Hisbah telah dijalankan sekitar Iskandariah pada malam jumaat kelmarin. Tugas ini telah disertai 11 orang pakdam yang terdiri daripada beberapa orang ahli jawatan kuasa Hisbah,pakdam-pakdam dan exco-exco UMI.

2) Sasaran rondaan ini khusus untuk akhwat Iskandariah sama ada Malaysia, Thailand, Indonesia dan Singapura yang keluar malam tanpa musyrif.

3) Malam tersebut, Hisbah telah berjaya menjejaki akhwat yang keluar malam jumlah keseluruhannya adalah lebih kurang 10 orang. Mereka kebanyakkannya keluar tanpa musyif.

4) Tindakan Hisbah ketika itu menasihati mereka tentang faktor keselamatan yang melibatkan maruah dan sebagainya. SEWAJIBNYA kepada mereka tidak keluar selepas Maghrib atau sebelum Maghrib tetapi tidak diyakini dapat pulang ke rumah masing-masing sebelum Maghrib. Kalau difikirkan kembali, adakah keluarga di Malaysia membenarkan anak-anak gadis mereka keluar malam walaupun dalam berkumpulan dengan tanpa musyrif?


5) JAGALAH DIRIMU, WAHAI MUSLIMAH SEJATI DENGAN TIDAK KELUAR MALAM TANPA MUSYRIF. JANGANLAH BERLAGAK SOMBONG DENGAN MENGERASKAN KEPALA DAN HATI ANDA SEMUA. ANDA SEMUA BIJAK DAN TAHU TENTANG PELBAGAI KES-KES MERBAHAYA YANG TELAH BERLAKU DI KAHERAH DAN SEBAGAINYA. ROMPAK , CUBAAN MERABA DAN MEROGOL SERTA PELBAGAI BENTUK KEJAHATAN YANG KITA TIDAK UNDANG. ANDA TAHU DI MUSIM PANAS INI, SIANGNYA PANJANG ( MAGHRIB 8.10 MALAM). APA PERLU KELUAR MALAM?

6) JAGALAH DIRIMU, WAHAI MUSLIMAH SEJATI. DAN KEPADA AKHWAT YANG KELUAR DENGAN BERMUSYRIF YANG BUKAN TAULIAH IAITU KEKASIHNYA YANG SANGGUP BERMUSAFIR JAUH HINGGA KE ISKANDARIAH. WALAUPUN KELUAR BERSAMA DENGAN AKHWAT LAIN. APA PERLU MENGAMBIL MUSYRIF LUAR TANPA MEMPEDULIKAN MUSYRIF BERTAULIAH (PAKDAM-PAKDAM ALEX WALAUPUN KAMI DI SINI BERJUMLAH 39 PASANGAN). BERUSAHALAH UNTUK MENCARI JALAN KELUAR.

7) JAGALAH DIRIMU, WAHAI MUSLIMAH SEJATI. DAN KEPADA YANG BERCINTA SEPENUH JIWA KATAKAN ( YANG BELUM BERKAHWIN DAN YANG BELUM TETAP PENDIRIAN UNTUK KAHWIN). ADAKAH ANDA YAKIN DIA PASANGAN ANDA DI HARI PERKAHWINAN WALAUPUN BERATUS WANG TELAH DIHABISKAN, WALAUPUN TELAH KE HULU KE HILIR BERSAMA-SAMA DAN SEBAGAINYA. JAGALAH DIRIMU SEMUA DARIPADA TIPUDAYA NAFSU DAN SYAITAN. DAN BERMANJA-MANJA WALAUPUN ANDA TAHU BERTENTANGAN DENGAN APA YANG DIAJARKAN OLEH TUHAN DAN RASULMU DAN BERSEKONGKOL SEBENTAR DENGAN MAKSIAT YANG TOTALY WRONG.

8) InsyaAllah Hisbah akan mengetatkan rondaan secara langsung atau tidak untuk keselamatan dan kesejahteraan akhwat Iskandariah. Kerja Hisbah adalah kerja yang mulia di sisi Allah S.W.T walaupun ada manusia-manusia yang sensitif dengan perkataan HISBAH. Berkerja kerana ALLAH.

Sumber : UMI

Sunday, July 4, 2010

Sifat pemaaf Rasulullah

Posted by Mohamad Mustakim Bin Sarmuji at Sunday, July 04, 2010 0 comments

NABI Muhammad SAW ialah seorang nabi dan rasul yang memiliki akhlak terpuji. Baginda seorang insan mulia yang sanggup memaafkan kesalahan orang lain.

Pada suatu hari, ketika baginda sedang berehat-rehat, datanglah seorang wanita Yahudi membawa hidangan yang lazat berupa kambing panggang.

Wanita itu mengetahui bahawa Rasulullah amat gemar kambing panggang.
Bahagian kegemaran baginda ialah paha kanan bahagian depan. Lalu wanita tersebut menabur racun di atas kambing panggang itu.

Dia melebihkan racun di paha kanan hadapan kambing yang dihidangkan itu.
Setelah melihat hidangan itu, maka Rasulullah pun berasa lapar. Selepas membaca bismillah, baginda pun makan dengan berselera sekali.

Baginda makan bersama seorang sahabat, Bisyir bin Barra bin Ma'rur. Namun, sewaktu baginda sedang mengunyah makanan itu, timbul perasaan was-was di hati.

Rasulullah pun meluahkan kembali daging kambing panggang yang sedang dikunyah.
Ternyata suara hati baginda itu benar. Bisyir bin Barra bin Ma'rur telah menjadi korban. Sahabat baginda itu meninggal dunia kerana termakan racun dalam makanan tersebut.

Rasulullah pun bertanya dan wanita Yahudi itu mengaku secara berterus terang tanpa berselindung berkata: "Aku mahu menguji kamu. Jika engkau seorang rasul, sudah pasti engkau akan mendapat petunjuk mengenai hal ini. Tetapi kalau engkau hanya orang biasa, maka aku pasti merasa puas kerana dapat menyingkirmu kerana engkau telah banyak membawa kemusnahan kepada kaum Yahudi."

Rasulullah mendengar penjelasan wanita itu dengan tenang. Kemudian, baginda pun memaafkan wanita itu. Baginda tidak menghukum wanita itu walaupun perbuatannya itu telah mengakibatkan kematian seorang sahabat baginda.

Baginda sanggup memberi kemaafan kepada seorang wanita yang ternyata mahu membunuh baginda.

Sumber : Utusan

Friday, July 2, 2010

Pray Hard, Work Smart

Posted by Mohamad Mustakim Bin Sarmuji at Friday, July 02, 2010 0 comments


“Kami menghadapi masalah dua ekstrem dalam organisasi ni,” kata seorang pengurus bahagian sumber manusia.

“Ekstrem? Fahaman melampau? Militan?” tanya saya bergurau.
“Bukan. Tapi pertentangan antara dua golongan. Satu workaholic dan satu lagi solatholic.”
Saya terkejut dengan istilah itu. Workaholic memang selalu saya dengar tetapi kalau solatholic itulah kali pertama saya mendengarnya.
“Encik tahu apa maksud workaholic?” tanyanya.
“Orang yang gila atau mabuk kerja,” jawab saya merujuk kepada makna yang diberi dalam kamus seperti yang pernah saya baca dahulu.

“Solatholic pula orang yang gila solat!” jelasnya tanpa dipinta.
“Jadi apa masalahnya?’
“Dua golongan melampau ini boleh menjejaskan operasi organisasi ini.”
“Bagaimana?”
“Yang workaholic mabuk kerja hingga tinggal solat. Dan encik tentu tahu apa akibatnya orang yang tinggal solat…”

Belum sempat saya membalas katanya, dia bersuara lagi, “mereka ini kerja beres tetapi ada masalah dengan rakan sekerja yang lain.”
“Yang solatolic bagaimana?”
“Rajin solat tetapi kerja tak beres. Kerja sambil lewa. Bagus beragama tetapi culas kerja.”
“Itu kira tak bagus beragamalah, “pintas saya perlahan.
“Mengapa?”

“Agama itu kan cara hidup yang sempurna? Termasuk solat, kerja dan seluruh sistem hidup. Jadi, orang yang culas kerja ertinya culas juga beragama. Begitu juga orang yang rajin bekerja tetapi malas solat. Itu pun tidak sempurna dalam beragama,” jelas saya agak panjang.
“Bagaimana nak tangani masalah dengan kelompok solatolic ni?”
“Solatholic bukan masalah, “ ujar saya.
“Tak masalah kata awak. Orang ini mabuk sembahyang!”
“Apa maksud dengan mabuk sembahyang?”
“Banyak sembahyang?’
“Kalau begitu tak salah mabuk sembahyang sebab nabi Muhammad pun begitu…”



“Maksud awak?”
“Nabi Muhammad terlalu banyak dan lama berdiri solat, sehingga kakinya bengkak-bengkak. Kalau itu boleh dikatakan solatholic, ya Nabi Muhammad adalah seorang yang solatholic. Bahkan baginda menganjurkan jika kita hendak bersamanya di syurga kelak, perlu banyakkan sujud. ”

“Rasulullullah diberitakan bila sujud, seakan-akan tidak mahu berakhir,” tambah saya lagi.
Pengurus itu kehairanan. Jelas kelihatan dia jadi serba-salah dengan kata-katanya tadi. Saya senyum, sambil menepuk bahunya.
“Tapi nabi Muhammad juga workaholic.”
“Baginda juga workaholic?”

“Ya. Bayangkan bagaimana Rasulullah s.a.w begitu banyak kerja dan urusannya. Mentadbir seluruh negara, menyusun masyarakat, mengajar, mendidik, memimpin dan pelbagai lagi tugasan dalam keluarga, masyarakat dan negara.”
“Baginda seorang yang workaholic?”

“Tak tahulah apa yang dimaksudkan dengan istilah workaholic tu tetapi jika itu bermaksud kerja keras, banyak bekerja dan gigih pula… yang Rasulullah saw memang begitulah.”
“Jadi seorang itu boleh jadi solatolic dan dia juga workaholic pada suatu masa yang sama seperti Rasulullah?”

“Ya, sewajarnya begitu. Cuba dengar apa yang diluahkan oleh Sayidina Umar Al Khattab insan yang berjaya meneladani Rasulullah s.a.w…”
“Apa katanya?”

“Aku bimbang untuk tidur pada siang hari, takut urusan ku dengan manusia tidak selesai. Dan aku juga bimbang untuk tidur pada malam hari takut urusan ku dengan Allah tidak selesai.”
Dia diam. Benar-benar dalam berfikir.

“Pada siang hari Umar Al Khattab seorang yang workaholic dan pada malam harinya pula dia seorang yang solatolic. Itu maksud awak?”
“Pray hard, work smart. Begitulah kira-kiranya.” Saya mengiakan.
“Bagaimana boleh jadi begitu? Apa yang saya faham solatolic dan workaholic tidak mungkin bersatu pada diri seorang manusia. Kalau dia solatolic, secara automatik dia bukan workaholic. Begitulah sebaliknya.”
“Tidak begitu. Bekerja adalah satu ibadah… ibadah umum namanya. Manakala solat juga satu ibadah. Ia ibadah yang khusus dan asas. Kedua-duanya dituntut oleh Islam untuk dilaksanakan. “

“Ada kaitan antara ibadah asas dan ibadah umum? Maksud saya antara solat dan kerja?”
“Ibadah asas itu banyak berkaitan dengan hubungan manusia dengan Allah. Ibadah umum pula berkaitan dengan hubungan kita sesama manusia.”
“Ada kaitan tidak?” tanyanya sekali lagi.


Saya diam. Berfikir sejenak.
“Orang yang paling kuat hubungannya dengan Allah dialah yang juga paling kuat hubungannya sesama manusia.”
“Kenapa?”
“Sebab kesan daripada kuat hubungan seseorang dengan Allah akan memberikan dia satu ketulusan dan kekuatan untuk berhubung sesama manusia. Solat akan memberi satu tenaga, semangat dan kekuatan dalam bekerja.”
“Bagaimana?”
Saya mula diasak dengan soalan bertubi-tubi. Tapi saya akur, bukan maksudnya untuk berbahas. Tetapi didorong oleh rasa ingin tahunya yang semakin tinggi.

“ Solat akan memberikan kita ketenangan hasil mengingati Allah. Solat akan mencegah daripada kejahatan dan kemungkaran. Cuba lihat rukun fik’li, qauli dan qalbi semasa mengerjakan solat… Bukankah semua itu mendidik kita agar bersih, menepati waktu, amanah, bercakap dan berbuat yang dibenarkan sahaja? Kesan solat yang sempurna akan memberikan kekuatan, keberkesanan dan kecekapan dalam bekerja,” terang saya satu persatu.
“Tetapi kenapa ada yang solatolic tetapi malas bekerja?”

“Tentu ada yang salah dengan solatnya. Mungkin solat itu dilaksanakan berdasarkan ritual semata-mata. Tidak difahami makna, tuntutan dan tujuannya. Itu solat yang tidak berjiwa. Umpama bangkai yang tidak bernyawa. Solat semacam itu tidak akan memberi kesan apa-apa pada perlakuan dan pekerjaan selepas mengerjakannya.”

“Hairan pula kenapa yang workaholic tetapi malas solat?’
“Sebabnya sama sahaja. Jika golongan pertama tadi mengerjakan solat tanpa kefahaman dan penghayatan, golongan kedua ini pula enggan mengerjakan solat kerana tidak nampak apa manfaat solat dalam kehidupan mereka… apatah lagi pada pekerjaan mereka. Solat dan kerja terpisah. Itu anggapan mereka.”

“Jadi bagaimana mengatasinya?”
“Golongan rajin solat mesti disedarkan, difahamkan dan dididik untuk bekerja kerana kerja itu satu ibadah. Tanda akrabnya seorang dengan Allah adalah banyaknya dia berkhidmat untuk manusia. Sayidina Umar pernah mengusir sekumpulan lelaki yang asyik duduk di dalam masjid tetapi tidak bekerja.”
“Bagi golongan workaholic pula?”

“Mereka mesti juga melalui proses yang sama yakni menyedari bagaimana solat itu akan memberi kekuatan dan ketenangan semasa bekerja. Ingat, tadbir kita walau sekuat atau sebijak mana sekalipun masih tertakluk kepada takdir Allah yang Maha Besar.”
Dan bagi mereka yang workaholic ini juga, kita perlu berikan peringatan, “ jangan nanti stres, kecewa dan keletihan melanda kita kerana keterlaluan memerah keringat atau mengasah fikiran. Solat perlu kerana ia memberi satu kerehatan dan penyembuhan kepada keletihan jiwa dan jasad. Lagipun rugi, jika solat ditinggalkan kerja mereka yang banyak itu tidak akan dikira sebagai ibadah. Hanya dapat laba tetapi kosong pahala. Ingat, solat itu kepala ibadat. Tanpa solat, segala amalan yang lain tidak akan diterima Allah.”

“Jadi tidak salah menjadi workaholic dan solatholic jika kita memahami dan mengamalkan ajaran Islam yang sempurna. Bahkan kita memang dituntut begitu. Bukankah begitu?”
Saya mengangguk.

“Workaholic untuk manusia, solatolic untuk Allah?”
“Yang paling tepat ialah bekerja kerana Allah untuk manusia!”
“Apa dia ungkapan yang awak katakan tadi?”
“Yang mana satu?” saya sendiri sudah terlupa.
“Pray hard, work smart!”

“Orang yang solatolic seharusnya menjadi orang yang workaholic. Solat akan membentuk orang yang mampu bekerja keras. Orang yang workaholic perlu melaksanakan solat, agar mendapat kekuatan, ketenangan dan mencegahnya daripada penyelewengan seperti rasuah, penindasan dan perbalahan sewaktu melaksanakan kerjanya.”

“Pemikiran ini akan saya sampaikan untuk meredakan konflik antara solatolic dan workaholic dalam organisasi ini!” ujarnya gembira.

Saya senyum lebar akhirnya. Alhamdulillah, semoga semuanya persoalan tadi dapat diselesaikan dengan jelas dan tuntas. Namun, jauh di sudut hati, masih ada kesedihan yang berbekas. Ya, jelas sekali betapa hubungan yang sinergi dan serasi antara solat dengan kerja sudah semakin kabur dalam diri umat ini. Bukan sahaja dalam amalinya bahkan dalam teorinya. Benarnya seperti yang selalu diungkapkan, Islam bukan sahaja agama yang paling disalahertikan oleh bukan Islam malah oleh umat Islam sendiri!

Sumber : Genta Rasa

Ulama'

Blogger Tricks Habib Omar Dr.Yusuf
Dr.Wahbah Zuhaily Dr.Ramadhan Buoti Harun Yahya Darul Ifta' darussyifa' PUM

Tolabah

pmram PMRAM Hewi PMRAM MyMaqaz umi Pahang Perak Johor Terengganu Melaka Pulau Pinang Dumyat Mansourah Damanhur eKPKM Kedah Medic Permaya

Akhbar

Harakah keadilan TranungKite tkodaily detikdaily PahangDaily suarakampus Malaysiakini Metro beritaharian NST utusan jazeera jazeera MyKKK

Tv Online

tvkltan tvpas tvceramah RTM tv3 tv7 8TV tv9 tvseries
 

Mohamad Mustakim Bin Sarmuji Copyright 2009 Reflection Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez